-->
M Mustafa
M Mustafa Saya hanya orang biasa yang selalu menyemangati diri "Jangan Lelah Untuk Berusaha Sampai Kegagalan Pun Akan Menyerah Pada Semangat Mu"

Antara Penjara dan Surga Pernikahan

Tidak ada komentar

Pernikahan selayaknya menjadi hal bahagia namun kita tidak bisa menutup mata bahwa banyak pernikahan yang bukannya melahirkan kebahagiaan tetapi adalah kebalikannya.

Pernikahan pada awalnya senantiasa menjadi gambaran akan kebahagiaan di masa depan. Membina rumah tangga bersama istri dan anak-anaknya. Ketika akan melangsungkan pernikahan yang ada dalam benak kita adalah rasa kasih sayang antara pasangan suami istri atau pun ketika telah memiliki anak. Namun terkadang ada fakta yang sangat menarik bahwa ternyata pernikahan tak seperti yang di gambarkan sebelumnya.

Banyak pasangan suami istri hidup bahagia dilihat dari kehidupan mereka, namun ternyata tidak bisa di pungkiri bahwa bisa saja mereka terlihat bahagia namun sebenarnya mereka menderita. Banyak pula pernikahan yang menunjukkan di depan umum bagaimana rapuhnya keluarga mereka sekarang. Dan dengan dukungan sosial media sekarang ini ada pula orang yang mempublikasikan bagaimana kondisi keluarganya saat ini.

Memang lah suatu hal yang wajar pula ketika dalam rumah tangga adanya sebuah pertengkaran sebagai bumbu kehidupan khususnya dalam berumah tangga. Namun bila keseringan mengulang pertengkaran apalagi persoalan yang sama maka itu sangat tidak wajar. Bukan kah terlalu banyak bumbu masakan juga akan terasa tidak enak ??

Pepatah mengatakan, kerbau tidak akan jatuh pada satu lubang yang sama. Artinya kerbau sangat kecil kemungkinan untuk salah dalam satu kesalahan yang sama. Artinya pula bila dalam keluarga seorang suami atau seorang istri terus mengulang kesalahan artinya mereka lebih bodoh dari kerbau.

Pernikahan akan menjadi surga ketika semua berjalan sesuai dengan harapan, wajarlah bila pernah bergejolak tapi kesalahan ini cukup satu kali saja, 2 kali di maklumi tapi tiga kali atau bahkan berkali-kali tidak kah ini lebih bodoh dari kerbau.

Pertengkaran dalam keluarga karena satu hal untuk pertama kalinya tentu akan jadi pelajaran dan kita sudah waspada jangan sampai terjadi lagi pertengkaran akibat hal yang sama. Mungkin pertengkaran berikutnya akan muncul tetapi pastikan bahwa bukan hal yang kemarin menjadi penyebabnya.

Dari sini kita akan menjadi keluarga yang dewasa karena kita adalah keluarga yang belajar dari pengalaman itu. Kalau kondisi seperti ini terus berlanjut maka ini lah keluarga yang sesungguhnya. Keluarga dewasa yang memiliki banyak pengalaman dan mau belajar dari pengalaman.

Namun terkadang ada pula orang yang sama sekali tak belajar dari pengalaman. Terus mengulang-ulang kesalahan yang sama. Karena merasa benar dan berkuasa atas satu sama lainnya. Ia lupa bahwa dalam keluarga tidak ada kekuasaan atas yang lainnya tapi yang ada adalah hak dan tanggungjawab.

Jika seorang istri senantiasa bicara keras dan suaminya sabar, penting untuk anda ketahui bahwa si suami sebenarnya memberikan ruang dan mengerti sifat sang istri. Janganlah lekas untuk berkesimpulan bahwa si suami ini takut pada istrinya. Atau kebalikannya, jika si suami kasar dan sang istri penurut bukanlah sebuah gambaran bahwa sang istri takut pada si suami namun lebih mengerti pada suaminya.

Orang-orang seperti ini sangat sulit untuk di tebak (suami sabar dan istri penurut) karena salah satu hal menarik dari orang-orang memiliki sifat ini sangat sulit di tebak kapan ia akan marah. Dan kemarahan orang-orang seperti ini ibaratnya menggunakan tissu untuk lap keringat dan membuang tissu itu tanpa pernah memikirkan nasib sang tissu.

Intinya, jika ingin merasakan surga pernikahan hindari kesalahan yang sama yang menciptakan pertengkaran dan sebaliknya bila ingin menjadikannya penjara ya silahkan ulang-ulang terus kesalahan yang sama.

M Mustafa
M Mustafa Saya hanya orang biasa yang selalu menyemangati diri "Jangan Lelah Untuk Berusaha Sampai Kegagalan Pun Akan Menyerah Pada Semangat Mu"

Komentar